Wednesday, August 25, 2010

it's all about money

i love MONEY, i need MONEY, MONEY again each and everyday..

breakfast means MONEY, lunch means MONEY, snacks mean MONEY, drink means MONEY, dinner means MONEY
FOOD MEANS MONEY

no MONEY no food, no breakfast, dinner, or lunch, no drinks, no concentration, no pay-attention, no spirit, no winning, nothing

food means MONEY, take a bath means MONEY, medicine means MONEY, surgery means MONEY, doctor means MONEY, hospital means MONEY, insurance means MONEY, nurse means MONEY, milk means MONEY
HEALTH MEANS MONEY

no MONEY no health, no neat, no soap, no shampoo, no toiletries, no hygiene, no perfume, nothing but annoying bad-a** smell

no MONEY no love, no life, NOTHING!

Sunday, August 22, 2010

the 20 things

Kemarin aku baru berulang tahun ke-20 dan ini pertama kalinya aku lupa dengan ulang tahunku sendiri. Sebelumnya ngga pernah namanya lupa sama ultah sendiri, ternyata tahun ini aku lupa! Jam empat pagi aku baru kebangun dan ngeliat di hape ada dua sms yang ngucapin Happy Birthday aku baru inget kalo hari ini (21/08), aku ultah.
Ironisnya, keluargaku juga lupa sama ultahku. Mama yang pertama ngucapin ultah karena beliau tanya dapet sms dari siapa pagi-pagi buta terus aku bilang temenku ngucapin happy birthday. Papa dan kakakku baru inget sore harinya. Kakakku waktu kami ke rumah sepupu terus sepupuku itu ngucapin met ultah ke aku, papa inget pas aku pulang dari rumah sepupuku.

Well,, tahun ini aku ngga ngerasa anything special sih. Pas ulang tahun, balik ke Serpong (kalo kata seorang temen, "ultah di jalan"). Ngga inget pula, jadi tidur gitu aja like nothing happens. Ribet ama urusan beres-beres, order oriflame, nganter orderan ke sini situ. Last day at home, malah ngga dirumah sepanjang siang. :(

Kalo mau rewind apa-apa yang terjadi setaun, ato malah beberapa taun sebelum aku udah kepala dua sih banyak yang berubah. Dari awal aku kuliah di Serpong sampe sekarang udah semester 5, thousands things cross my little mind. Mulai dari temen-temen yang ngeselin, nyebelin, baek, pelit, sombong, egois, sakit jiwa, genit, mager, suka ngegosip, gila kerja, de el el udah pernah aku temuin. Satu dari setiap sifat mau nggak mau mempengaruhi gaya hidup, pola pikir, pola makan, pola tidur, dan pola-pola yang laen yang bikin aku jadi aku di umur 20 ini.
Yah in the end, aku cuma bisa berharap jadi orang yang lebih baik lagi dari sekarang karena katanya umur 20 seharusnya udah dianggep 'dewasa'.

Monday, August 16, 2010

another *sigh* in life

kadang-kadang lelah juga mengharapkan diri pada sesuatu yang tak pasti. segalanya tampak begitu dekat sampai seolah-olah aku bisa menggapainya dan menggenggam mimpi itu untuk tidak membiarkannya tercecer ke segala arah. lalu aku tertidur, dan terbangun pada pagi hari (atau siang hari)nya hanya untuk menyadari bahwa semua yang kuharapkan tiba-tiba hilang lenyap.
*sigh*

Sunday, August 15, 2010

mana pahalanya?

Kalau puasa, artinya kan menahan nafsu dari kemarahan, rasa lapar dan haus, nafsu untuk berbuat maksiat, dan nafsu-nafsu lain yang memimpin manusia ke dalam dosa. Dengan demikian, orang-orang yang berpuasa akan mendapat pahala sebagai 'imbalan' dari kesanggupannya menahan diri.
Tapi kalau kita puasa di suatu tempat yang ngga ada penjual makanan, ngga ada penjual minuman, ngga ada gambar makanan, atau gampangnya ngga ada 'penggoda'nya lalu apa yang bisa kita tahan? Kan puasa itu critanya 'menahan nafsu' nah kalo ngga ada yang bikin nafsu artinya ngga perlu nahan nafsu ya artinya ngga puasa donk?
Dalam berita seorang satpol PP mengatakan, "Untuk menghormati mereka yang berpuasa, tempat-tempat makan dirazia dan disuruh menutup barang dagangannya (dalam hal ini, gambar-gambar makanan) dengan tirai supaya ngga kelihatan oleh orang-orang yang berpuasa." Jadi gampang donk nahan laparnya kalau ngga ada gambar makanan atau minuman?
Kalau seseorang bisa menahan nafsu dari beragam godaan pahalanya kan bertambah, nah kalo ngga perlu menahan nafsu dapat darimana pahalanya?


"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Matius 6: 16-18

Saturday, August 14, 2010

T.T v.s. -_-

Bagaimana kau meringankan diri dari masalah, semuanya tergantung pada dirimu sendiri. Kau boleh menangis sepuasnya, kau boleh meraung sampai tenggorokanmu copot, kau boleh membanting semua barang pecah belah milik mama, kau boleh memotong kedua nadimu dan merasakan aliran darah menyembur keluar memperpendek hidupmu, kau boleh melompat dari gedung tinggi mencoba untuk terbang tanpa sayap dan membentur aspal jalanan sampai kepalamu pecah, kau boleh murka mencaci maki semua orang yang lewat dan dicap gila. Semuanya terserah padamu.
Bisa saja kau diam. Diam bukan berarti tidak melawan. Hanya diam saja, memikirkan segala sesuatunya, me-rewind segala peristiwanya, lalu menangis diam-diam. Orang tak perlu tahu kau menangis, orang tak perlu tahu kau tersakiti, orang akan melihatnya di matamu tanpa kau berteriak kesakitan. Kemudian mereka yang perduli akan bertanya dan menunggu penjelasan. Mereka yang pura-pura perduli akan bertanya kemudian berlalu tanpa jawaban.
Diam bukan berarti tidak perduli, bukan berarti tidak sakit. Hanya menyembunyikan kesakitan agar orang-orang tidak tahu. Seperti si kecil Sheila yang berkata, "Kalau aku tidak menangis, orang tak tahu aku sakit. Dengan begitu, orang tak bisa menyakiti aku karena aku tidak menangis."

Tapi aku harus peringatkan, hati-hati dengan kebisuan. Hati-hati dengan diam yang tak dipertanyakan. Itu membunuh jiwamu, membunuh perasaanmu. Membuat kau jadi batu. Kau tidak lagi menangis melihat sesuatu yang memilukan. Kau menangis melihat kepalsuan televisi dan film, tapi tidak menangis melihat kematian dan penderitaan orang-orang.
Hanya saja lebih mudah untuk diam. Lebih mudah untuk memendam.