Wednesday, April 28, 2010

?

saya kehilangan kata-kata untuk menulis
saya mau menulis tapi tak tau mau tulis apa
saya sendiri bingung
terperangkap dalam kotak kemalasan saya sendiri

tenggelam dalam rutinitas yang melelahkan raga
namun memuaskan jiwa
ah melantur bicara saya
tak tau ah

matikan saja lampunya

Monday, April 26, 2010

rhyme? it's melody.

can you see? it's my dream you hold.
it's my night and i catch a cold.
i am sick, my prince.
sick of seeking you.
of waiting for you.

i am alone. only me.
why don't you come?
why don't you make me a chaos?
breaking the rules, loving fools.

ah, but you're ready yet.
i see, nothing can set.
come, and see me by the night.
don't hide behind the light.

Friday, April 23, 2010

the break-up

i need a man,, not a boy or even rats..
you said male rats would wait for the female to brought him food??
why?? because the male rats believe in the female..

well,, boy..
I'M DEFINITELY NOT RATS..

i have suffered enough every now and then..
what i'm looking for is a relieve..
a cure for my pain,, yet you give me another scar..

well,, boy..
I NEED SHELTER..

i have met people from many society..
i know much of them are so right..
but many of them are also evil..

well,, boy..
I NEED GUIDANCE..

i have been through many things in life..
i feel,, i see,, i know,, i believe,, i hate,, i love..
i've been ignored,, i've been betrayed,, i've been hate and love..

well,, boy..
I NEED SOMEONE TO RELY ON..


i didn't hate you,, i just don't love you..
and then all that left is to say sorry..
and then all that left is just me..

Wednesday, April 21, 2010

aku ini

ketika aku menunggu dalam tenang
dalam diam yang sunyi
namun tidak dengan hati
ah aku butuh lari

dari apa?
ke mana?
kepada siapa?
aku ini seorang diri

saat ini
besok
nanti
lalu mati

aku ini palsu
sebisu bebatuan di penghujung sungai
sebiru samudera di dalam bumi
sepalsu aku

ayolah lepaskan
larilah sampai menangis
pergilah sampai hatiku terkikis
ah, aku ini..

Monday, April 19, 2010

bosan setengah hidup

Akh, saya bosan kepada Anda. Ya, Anda yang tak akan membaca tulisan ini. Anda yang tak mau repot membuka situs ini. Makanya saya tulis di sini. Karena saya pengecut kecil yang curang.

Saya tahu saya ingin Anda. Dulu. Sudah lama itu, sampai-sampai saya sendiri ragu.
Ah, hidup berubah. Hal-hal di sekeliling saya berubah. Anda pun berubah. Tapi saya takut itu tak cukup.

Saya LEO. Dan saya selalu superior. Ego saya melebihi tinggi badan saya. Harga diri saya bahkan jauh melebihi ego saya. Saya tidak menerima alasan apa pun yang menomorduakan saya. Dan Anda melakukannya. Disadari atau tidak.

Kemudian saya menjadi bosan. Saya penuntut, dan saya menuntut Anda. Karena saya mudah mengerti, saya menuntut Anda untuk mudah mengerti. Karena saya suka menulis, saya menuntut Anda untuk suka membaca. Saya penuntut kecil yang egois.

Saya mudah bosan. Dan tidak mudah tertarik pada hal-hal yang mungkin menarik Anda. Saya kaku dan berkepala batu. Lalu apa?

Terserah Anda saja. Cepat atau lambat, kalau saya masih bosan paling hanya maaf yang bisa saya katakan. Saya bocah egois yang sombong.

character chart and character design





storyline

The Legend of Karak

Dikisahkan di sebuah negeri imaji, Karak -negeri berbudaya tinggi yang kebanyakan rakyatnya adalah petarung- tinggal seorang pemuda bernama Kan di dekat Hutan Salemba. Sejak berusia tiga tahun, Tho, ayah Kan, telah mengajaknya keluar-masuk hutan sehingga ia sangat hafal dengan topologi hutan tersebut. Beberapa minggu lagi, Kan harus menjalani upacara kedewasaan bersama dengan beberapa pemuda lain sesuai dengan adat daerah tersebut.
Seminggu sebelum upacara kedewasaannya, Kan memutuskan untuk mengadakan sebuah perjalanan singkat ke dalam hutan bersama dua orang kawannya, Lim dan Deka. Mereka akan berada di hutan selama kurang lebih empat hari. Setelah semua perbekalan dan peralatan berburu siap, mereka pamit kepada orangtua mereka dan memulai perjalanannya.
Suatu malam di dalam hutan, Kan merasakan suatu sensasi yang berbeda namun ia tak tahu apa. Kedua temannya juga merasakan kehadiran sesuatu yang lain yang bukan milik dunia mereka. Kan menajamkan penglihatannya, mencoba mencari-cari dalam gelap. Ia memutuskan untuk mengemasi tenda dan perlengkapan mereka lalu berjalan dengan waspada ke bagian hutan yang lebih dalam. Mereka berjalan beriringan, satu memegang bahu yang lain supaya tidak tersesat. Lim merasa dirinya mendengar sesuatu. Ia menelengkan kepalanya, lalu berjalan perlahan ke arah sumber suara. Lim memang memiliki telinga yang lebih peka dari kedua rekannya.
Suara itu tampaknya berasal dari suatu tempat di tanah lapang yang sekarang mereka injak. Lim mengangkat tombaknya was-was, Kan mengambil posisi menyerang, sedangkan Deka menarik anak panah dari bahunya. Tiba-tiba muncul cahaya yang amat terang menyinari tanah lapang tersebut, membius ketiga pemuda desa itu hingga mereka tak dapat bergerak. Sesosok makhluk aneh melangkah anggun ke tengah-tengah mereka disusul dengan dua makhluk serupa yang sedikit lebih pendek. Makhluk memukau itu lebih tinggi dari Kan dan berwarna hijau mengkilap. Ketiga pemuda itu ternganga.
Makhluk itu adalah peri hutan yang menampakkan dirinya di waktu tertentu kepada pemuda-pemuda yang terpilih untuk meminjamkan sedikit kekuatan mereka. Kemunculan peri ini merupakan sebuah pertanda akan adanya bahaya di Karak, dan pemuda-pemuda yang terpilih itulah yang nanti akan mempertahankan Karak dari apapun bahaya yang mengancam negeri itu. Makhluk yang paling tinggi yang nampaknya pemimpin peri-peri itu memperkenalkan diri sebagai Karr, dua mahkluk di kedua sisinya ialah Seth dan Ywai. Mereka masing-masing akan meminjamkan kekuatan kepada Kan dan kedua kawannya. Ketangguhan Karr akan dipinjamkan kepada Kan, kecepatan Ywai kepada Deka, dan kepekaan Seth kepada Lim.
Keesokan harinya, Kan terbangun dari tidurnya dan menyangka bahwa kejadian semalam hanya mimpi belaka. Ia bertanya kepada Lim dan Deka dan ternyata keduanya juga memiliki mimpi yang sama. Mereka lalu berjalan ke sungai untuk mandi, dan ketika mereka menanggalkan pakaian masing-masing, seketika mereka tahu bahwa peri-peri hutan yang semalam mereka temui bukanlah dalam mimpi. Mereka masing-masing memiliki tanda keberadaan kekuatan peri hutan tersebut di tubuh mereka, seperti semacam tato sebuah simbol yang melambangkan kekuatan yang mereka dapatkan. Kan memiliki simbol ketangguhan di bagian dada kirinya, Lim memiliki simbol kepekaan di bagian tengkuknya, sedangkan Deka memiliki simbol kecepatan di kedua bahunya. Seketika itu juga mereka memutuskan untuk bergegas kembali ke desa.
Para tetua desa segera mengadakan rapat segera setelah Deka memberitahukan apa yang menimpanya di hutan malam sebelumnya. Didatangi oleh peri hutan merupakan sebuah berkat bagi ketiga pemuda itu, namun kedatangan peri-peri itu sendiri merupakan petaka bagi Karak. Para tetua memutuskan untuk mempercepat upacara kedewasaan karena sebelum melalui upacara tersebut, ketiga pemuda itu tak akan bisa melepaskan kekuatan yang dipinjamkan oleh peri-peri hutan itu.
Segera setelah upacara kedewasaan selesai, puluhan prajurit istana datang dan memberikan surat perintah Raja Baltak untuk mengosongkan daerah sekitar Hutan Salemba dalam tiga bulan. Rupanya inilah petaka yang akan menimpa Karak. Bertahun-tahun Karak dijaga oleh peri-peri Hutan Salemba, diberi kesuburan dan kemakmuran yang melimpah, sekarang raja ingin mengusik kediaman peri-peri itu hanya untuk kepuasan pribadinya saja. Tertulis dalam surat perintah itu, raja ingin menebang sepertiga dari hutan tersebut untuk membukakan jalan bagi tentaranya yang akan melakukan ekspansi ke daerah di luar Karak. Rupanya Raja Baltak begitu sombong dan serakah, menginginkan lebih daripada apa yang telah diterimanya selama ini.
Kan dan teman-temannya mendengar rencana raja lalu mereka mengkalkulasi waktu yang mereka miliki dengan kekuatan dan jumlah orang yang mereka punya dan memutuskan untuk berdiskusi dengan raja. Dalam seminggu, dua utusan telah menghadap raja namun keduanya berakhir di kandang singa. Kan sadar, raja tak akan merubah pikirannya. Maka ia memutuskan untuk menempuh jalan perang, melawan rajanya sendiri, untuk mempertahankan keluarga, sanak saudara, teman-teman, dan keselamatan rakyat lain. Mulailah Deka mengumpulkan petarung-petarung handal dari setiap daerah di selatan Salemba sedangkan Lim mengumpulkan petarung-petarung dari timur. Kan sendiri mengatur strategi bersama tetua-tetua yang lebih memahami seluk beluk istana untuk rencana penyusupan dan penggalian terowongan bawah tanah sebagai jalan keluar dari istana.
Sebulan berlalu, Deka kembali bersama 2.000 petarung handal dari selatan dan Lim membawa serta 2.500 petarung dari timur. Sementara Kan telah menjalankan rencana penggalian terowongan bawah tanah yang dinamai Elf Tunnel, dan orang-orangnya telah berhasil menggali sepertiga dari keseluruhan panjang terowongan tersebut. Ketiganya kembali berunding mengenai bahan makanan dan bekal yang harus dibawa jika harus ‘menyusupkan’ lebih kurang 5.000 prajurit ke dalam istana.
Sebulan lagi berlalu, rencana penyerangan makin matang. 2.000 prajurit lainnya berdatangan dari selatan, timur, dan bahkan dari daerah utara, yang dekat dengan istana. Kan makin disibukkan dengan segala strategi peperangan bersama tetua-tetua desa, beberapa tetua dari desa-desa di timur dan utara bahkan ikut datang dan membantu. Seluruh rakyat nampaknya tak setuju dengan rencana raja yang tamak ini, mereka pun bersedia menyisihkan makanan, perlengkapan perang, uang, dan senjata-senjata seadanya untuk diberikan kepada prajurit-prajurit yang akan maju berperang.
Sebulan lagi berlalu, tiga bulan waktu dari raja telah habis. Ratusan prajurit raja dikirim ke Salemba untuk membabat hutan namun yang ditemui prajurit-prajurit itu justru beribu petarung jalanan yang menghalangi jalan mereka. Maka perang pertama pun pecah di pinggir hutan tersebut. Orang-orang tua, wanita, dan anak-anak telah lebih dahulu diungsikan ke bagian dalam hutan sehingga pertarungan bisa berlangsung dengan leluasa. Pasukan istana kalah telak karena tidak memiliki persiapan apa-apa.
Raja murka mendengar pemberontakan yang dilakukan oleh Kan, Deka, dan Lim. Beliau segera mengirimkan 5.000 tentara untuk berperang melawan petarung-petarung jalanan Salemba. Peperangan kedua pecah seminggu setelah peperangan pertama, di dekat perbatasan istana. Kurang lebih 2.000 pasukan istana tewas dan 2.500 lainnya luka-luka dari ringan sampai parah, sisanya bergabung dengan pihak pemberontak menyadari posisi mereka telah terancam. Di pihak Kan, hanya tersisa 800 petarung yang masih dapat bertarung. Sisanya ada yang tewas, luka-luka ringan dan parah sehingga harus ditandu kembali ke Salemba. Deka mengambil alih tugas Kan dan memimpin petarung yang tersisa untuk menyerbu istana, sementara Kan membawa serta 500 orang bekas pasukan istana untuk membawa mereka yang terluka ke Salemba dan merencanakan penyusupan melalui Elf Tunnel.
Sementara itu, Raja Baltak mempersiapkan senjata rahasianya di istana. Sebuah ruang rahasia di bawah tanah istana menyimpan seorang petarung yang kelewat handal bagi 800 tentara Deka. Tak heran, petarung itu juga memiliki kekuatan seorang peri hutan. Ia tertangkap lima belas tahun yang lalu, saat pendahulu Raja Baltak juga berniat melakukan ekspansi. Tadinya, pemuda bernama Hier ini bersama kedua rekannya memiliki niat yang sama seperti Kan, Deka, dan Lim namun setelah melihat kedua temannya tewas di tangan raja ia menyerah dan dikurung di ruang bawah tanah istana. Kekuatan peri dalam dirinya membuatnya tak pernah mengalami penuaan, dan semakin lama ia dikurung dalam kegelapan ruangan itu ia semakin kehilangan akalnya.
Deka tak mengetahui keberadaan seorang monster di dalam istana yang telah dilepaskan, maka ia memimpin petarung-petarungnya untuk masuk ke dalam istana. Walaupun dengan kewaspadaan tinggi, petarung-petarung itu tetap merupakan mainan bagi Hier. Sebagian dari mereka tewas mengenaskan sedangkan sisanya melarikan diri ke arah Elf Tunnel. Dalam arus para petarung yang panik, Deka berhasil menemukan Lim dan Kan lalu mereka bertiga keluar dari Elf Tunnel untuk menghadapi Hier.
Hier memang tak semudah itu dikalahkan, namun kekuatan tiga peri hutan bagaimanapun juga akan lebih unggul daripada kekuatan satu peri saja. Kan berhasil mengalihkan perhatian Hier cukup lama sehingga Lim dapat mencari titik lemah monster itu dan memberitahukannya kepada Deka yang dengan kecepatan luar biasa melesatkan anak panah dari tangannya. Hier tewas hanya dalam hitungan detik setelah panah Deka menembus tulang kepala belakangnya.
Raja Baltak menyerah kepada pemberontakan rakyatnya, dan turun tahta karena terpaksa. Awalnya para prajurit dan penduduk Karak meminta Kan menjadi raja baru bagi mereka tetapi Kan menolak dan menghendaki rakyat melakukan pemilihan seperti yang sudah menjadi adat Karak selama ratusan tahun.
Musim pencalonan raja pun dimulai. Pemuda-pemuda yang telah menjalani upacara kedewasaan berhak mengikuti sayembara, mereka akan mengadu strategi peperangan dan kenegaraan satu sama lain hingga rakyat menemukan satu calon yang akan melawan pemuda pilihan Hutan Salemba dalam adu strategi peperangan di dalam hutan. Pemenangnya, yang berarti orang yang sangat mengetahui seluk beluk hutan, akan dinobatkan sebagai raja dan disumpah untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan keselamatan Karak dengan masa jabatan selama lima tahun.
Untuk lima tahun masa jabatan raja yang baru, Kan, Deka, dan Lim dinobatkan sebagai penasihat kerajaan.

Comic Script

Legenda Karak
-script-

Pages Panel Camera Act Dialogue
1 1 Low-angle Kan kecil bermain di dalam rumah, Tho masuk -
2 Eye-level view Ayah menggendong Kan Tho : “Ayo Kan, kita berburu.”
3 Zoom-in to Kan Kan tertawa gembira Kan : “Waaaahh, asyik.”
2 1 Over-shoulder Tho Tho menggendong Kan yang menoleh kesana sini Tho : “Itu pohon pinus, itu bunga dandelion.”
2 Zoom-in to Kan Kan menengok ke arah Tho sambil bertanya Kan : “Kok papa tau banyak hal?”
3 Eye-level view Tho menoleh ke arah Kan Tho : “Kalau udah besar Kan juga tau.”
4 Zoom-in to Kan Kan mengangkat kedua tangannya tanda gembira Kan : “Benarkah? Asiikk.”
3 1 Medium long-shot Tho menurunkan Kan Tho : “Sst, ada rusa di semak sana.”
2 Over-shoulder Kan Tho menembakkan panah ke arah rusa -
3 Medium long-shot Tho memanggul rusa dan menggandeng Kan -
4 1 Long-shot Kan memotong kayu bakar di samping rumahnya Deka : “Kan! Di sini kau rupanya.”
2 Medium long-shot Kan dan Lim berbincang-bincang, Deka duduk melihat Kan : “Aku harus membantu ibu. Ada apa?”
3 Medium long-shot Lim berbicara kepada Kan Lim : “Tetua menyuruh kita kesana sekarang.”
4 Long-shot Kan, Lim, dan Deka menuju ke tempat tetua Kan : “Ibu, aku ke tempat tetua.”
5 1 Eye-level view Tetua duduk di hadapan Kan, Lim, dan Deka Tetua : “Upacara sudah makin dekat.”
2 Medium long-shot Anak buah tetua masuk Anak buah : “Semua sudah siap tetua.”
3 Low-angle Semua berdiri, tetua mengoleskan cat pada kepala ketiganya -
4 Eye-level view Ketiga pemuda minta diri Kan : “Kami minta diri, tetua.”
Tetua : “Jangan lupa, kalian harus bersih sampai besok sore.”
6 1 Long-shot Suasana desa -
2 Medium long-shot Ketiga pemuda berjalan-jalan di desa Kan : “Tak terasa ya, dua minggu lagi upacara diadakan.”
Deka : “Yah, setelah itu kita akan boleh berburu.”
3 Eye-level view Kan melihat ayahnya sudah di halaman rumah Kan : “Eh, ayah sudah pulang. Aku duluan ya.”
7 1 Medium long-shot Suasana makan di rumah Kan -
2 Zoom-in to Kan Kan berbicara dengan ayahnya Kan : “Ayah, aku akan ke hutan seminggu.”
3 Close-up to Tho Tho menghentikan makannya Tho : “Kalau itu keputusanmu baiklah.”
8 1 Eye-level view Kan mencium tangan ibunya Kan : “Ibu, aku minta restumu.”
2 Eye-level view Lim berpamitan pada kedua orangnya Lim : “Pa, Ma, aku kembali seminggu lagi.”
3 Eye-level view Deka berpamitan pada neneknya Deka : “Nek, aku pamit.”
4 Low-angle view Ketiganya siap dengan bawaan masing-masing -
9 1 Long-shot Suasana hutan dari tepi desa -
2 Close-up to Kan Kan tertidur -
3 Medium long-shot Lim dan Deka tertidur -
10 1 Medium long-shot Di suatu lapangan terbuka, sebuah sinar muncul -
2 Extreme close-up Kan terjaga dari tidurnya -
3 Medium long-shot Kan, Deka, dan Lim waspada Kan : “Ssst, kau dengar sesuatu Lim?”
Lim : “Samar-samar ya.”

kembali tak mengerti

matahari makin mendekat. waktu menunjukkan pukul 02 02. aku termenung saja, menuliskan kata-kata yang aku sendiri tak tahu apa.

aku tak mengerti apa mauku
apa mau hatiku
atau apa mau otakku

yang pasti aku tahu mungkin bukan kamu
mungkin bukan kamu yang harus di situ
berdiri dan membuatku menunggu
mungkin aku mencari waktu

aku tak tahu

blog kedua

well,, saya membuat blog kedua.. isinya lebih kurang tentang hasil blogging saya di waktu senggang ketika saya begitu ingin tahu dan membutuhkan jawaban-jawaban logis atas pertanyaan-pertanyaan yang kalau saya tanyakan kepada satu atau lebih teman saya mereka akan menertawakan saya..
well,, saya hanya anak kecil yang ingin tahu.. jadi tolong biarkan saya mencari tahu..
visit and comment my blog at http://www.kan-jadi-tahu.blogspot.com

Thursday, April 15, 2010

comic and storyboard UTS










ini kerjaan yang bikin gw begadang selama berhari-hari.. T.T

Friday, April 9, 2010

pemikiran tengah malam

Kenapa tugas serasa nggak pernah berhenti dari dunia kuliah ya? Even yang katanya minggu tenang pun jadi minggu terus menerus yang begadang. Bagian mana dari minggu ini yang bener-bener 'tenang' sebenernya?

Yah saya mau struggle untuk semester ini. Karena saya nggak tahu apakah saya akan masih ada semester depan. Semoga nilai saya baik-baik saja.

Tuesday, April 6, 2010

mati rasa

terkadang saya terluka, terkadang saya tertawa, terkadang saya marah, terkadang saya benci, terkadang saya iri hati.

hidup sudah sedemikian mahir menjungkirbalikkan kotak kaca tempat saya tinggal. menjatuhkan saya ke segala arah tanpa memberi jeda untuk saya berdiri kembali. dan sekarang inilah saya.

terluka, kecewa, marah, sedih, sakit, hancur, rapuh. ingin memaki dalam sepi.
dingin, beku, acuh, mati rasa.

aku berjalan di atas seutas tali.

Mary Magdalene

And the companion of [the saviour was Mar]y Ma[gda]lene. [Christ loved] M[ary] more than [all] the disci[ples, and used to] kiss her [often] on her [mouth]. The rest of [the disciples were offended by it and expressed disapproval]. They said to him "Why do you love her more than all of us?" The Saviour answered and said to them, "Why do I not love you like her? When a blind man and one who sees are both together in darkness, they are no different from one another. When the light comes, then he who sees will see the light, and he who is blind will remain in darkness.

Gospel of Philip

Monday, April 5, 2010

kesimpulan

ternyata saya bisa juga bingung. saya bisa juga mati rasa (ah, bukankah selalu demikian?).
yah nikmati saja. ia boleh berkata apa saja tentang saya. ia boleh membebaskan saya, boleh juga menuduh saya lebih dalam. mau menusuk dari belakang juga saya tidak keberatan. ia bukan hakim dan jaksa. dan ia bukan penentu hidup saya. jadi silakan saja.

sebenarnya, saya tidak perduli. saya tak cukup baik untuk perduli. yang penting Tuhan tahu. itu saja. saya ini cuma makhluk egois. makhluk egois, bodoh, dan pengecut yang percaya kadang dirinya sendiri punya insting yang tepat. dan memang terkadang insting saya tepat.

tapi kepekaan saya mengganggu. mengganggu hati saya, mengganggu pikiran saya, mengganggu logika saya. saya cukup paham kebenaran yang disuguhkan hati saya. bagi saya, kebenaran itu hampir 100%. hanya saja saya tak memiliki secuil pun bukti, bahkan tidak untuk memendam kekhawatiran saya sendiri.

kekhawatiran saya juga mengganggu. walaupun seringkali kekhawatiran itu tidak terbukti. tetapi sekali waktu saya lengah, dan kekhawatiran saya terbukti. begitu tajam merobek kepercayaan saya. membuat saya kecewa. membuat saya terluka. membuat saya mati rasa (ah, bukankah selalu demikian adanya?).

entahlah, saya hanya lelah. lelah dengan tipuan, lelah dipermainkan keadaan. seolah saya ini hanya boneka. pelaku panggung drama yang sama sekali tidak pernah disaksikan. penonton datang dan pergi, namun tak pernah kembali. saya hanya boneka kayu. boneka kayu yang tak memiliki kehendak sendiri. boneka kayu yang dikendalikan oleh seutas tali.

Saturday, April 3, 2010

short message

saya terlalu lelah untuk berdebat. antrian masalah masih sepanjang hidup dan saya tidak mau direpotkan lebih lagi. silakan berpikir sesuka Anda dan bertingkah laku sesuka Anda.
semoga Tuhan membantu saya untuk tetap mengasihi Anda.

terimakasih dan selamat malam.

Friday, April 2, 2010

Biar

ah sudah biarlah, biarkan saja.
dunia memang tak seindah yang terlihat.
tak pernah sehalus yang teraba.

lama-lama saya malas terjaga.
ingin rasanya penuhi diri dengan mimpi.
jangan melulu sakit hati.

saya yang bersedih.
saya yang menangis.
yang lain tak perlu tahu.

jadi mengapa saya masih harus berpikir?
mengapa otak dan rasa saya masih bekerja?
saya bilang BIAR.

pergi.
enyah saja.
biar sendiri.
sepi.
dan tak peduli.

Putri Kecil

Pertama melihatmu, aku tahu
Putri kecil, kamu bukan untukku
Tapi 'ku hanya mau kamu tahu
Aku akan s'lalu ada untukmu

Seperti pelangi di tengah hujan
Cintaku s'bagai penghapus muram
Bagai kerlip bintang di tengah malam
Sayangku untukmu tak akan padam

Putri kecil andai kamu tahu
Kuberi cinta untukmu s'lalu
Mungkinkah suatu saat kamu
Mendamba hati s'perti diriku

Seperti pelangi di tengah hujan
Cintaku s'bagai penghapus muram
Bagai kerlip bintang di tengah malam
Sayangku untukmu tak akan padam

Biarkan aku terus mencintai
Walau hatimu tak 'kan kugapai